POSONEWS, Morowali – Menyikapi penolakan masuknya perusahaan tambang batu gamping PT Graha Istika Utama (GIU), Wakil Bupati Morowali, Najamudin kembali melakukan kunjungan di Desa Puungkoilu, Kecamatan Bungku Tengah, pada Rabu, 12 Agustus 2020.
Pertemuan awalnya digelar di aula Kantor Desa Puungkoilu, bersama Kepala Desa, Alimudin, Ketua BPD Puungkoilu, Kasim Lapangi, Ketua Karang Taruna Desa Puungkoilu dan perwakilan masyarakat sekitar 15 orang.
Wakil Bupati Morowali mengatakan bahwa kehadirannya adalah untuk menindak lanjuti adanya persoalan terkait spanduk penolakan kehadiran perusahaan.
Dikatakannya, selaku Wakil Bupati berkewajiban untuk turun langsung meninjau di lokasi.
“Kemarin saya sudah turun langsung di Desa Tudua terkait hal tersebut, hari ini saya coba turun lapangan untuk mengambil dokumentasi sebagai dasar kita mengambil keputusan terkait penolakan tersebut, kehadiran saya hanya untuk mendampingi masyarakat, data yang akan saya dapatkan akan menjadi dasar apabila ada tindak lanjut untuk menjawab pertanyaan dari pihak terkait,” ungkapnya.
Dikatakannya, tidak elok jika berbicara tanpa adanya fakta yang dimiliki. Dampak pertambangan harus diselesaikan dengan penanganan yang baik, kehadiran tambang pasti akan menimbulkan dampak sehingga harus dilakukan analisis.
“Saya datang di sini bukan untuk melakukan provokasi, melainkan memberikan dukungan ke masyarakat, kita sudah petakan lokasi pertambangan yaitu Bahodopi, Bungku Pesisir dan Bungku Selatan,” jelasnya.
Najamudin menegaskan, di luar kecamatan tersebut sebaiknya tidak ada lagi tambang yang masuk, namun dijadikan daerah wisata dan lain sebagainya.
“Kejadian ini tidak bisa dicampur dengan urusan politik, areal kita sangat sempit sehingga bukan cuma hari ini menolak tambang tapi selamanya karena perjuangan kita jangka panjang, apabila besok atau lusa dipanggil untuk menghadap ke pihak yang terkait agar kita siap untuk menghadap,” tegasnya.
Sementara, Kades Puungkoilu mengatakan bahwa kehadiran Wakil Bupati di desanya adalah merupakan sebuah kehormatan besar.
“Dengan adanya rencana penambangan PT GIU, akan menimbulkan efek yang besar di tengah masyarakat, apabila perusahaan tersebut beroperasi maka dampak negatifnya akan sangat besar, penghasilan di lahan pertanian kami antara lain cengkeh, pala dan kakao yang mana hal tersebut bisa membuat masyarakat kami mampu untuk menyekolahkan anak kami, dan kami mewakili masyarakat Desa Puungkoilu menolak keras kehadiran PT GIU,” jelasnya.
Kades Puungkoilu berharap segera ada kejelasan yang pasti terkait hadirnya PT GIU di wilayahnya dan sepakat secara umum menolak kehadiran perusahaan tersebut. Usai pertemuan di Kantor Desa, Wakil Bupati Morowali yang didampingi oleh Kades Puungkoilu, BPD, dan perwakilan masyarakat melakukan peninjauan lokasi perkebunan yang akan dijadikan sebagai areal pertambangan PT Graha Istika Utama. (DRM)