POSONEWS, Poso – Tidak kurang dari seribuan warga Kota Poso berunjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP), Jumat (26/6/20).
Unjuk rasa dilakukan secara longmarch dengan membawa spanduk, bendera merah putih, sejumlah poster dan beberapa atribut lainnya. Aksi dimulai dari Masjid Agung Baiturrahman Poso hingga menuju ke gedung DPRD Poso. Sebelumnya massa sempat berorasi di depan gedung Kejaksaan Negeri Poso di Jalan Pulau Kalimantan.
Aksi diikuti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Poso dan sejumlah ormas lainnya yang turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.
Saat berada di depan Kantor Kejari Poso Jalan Pulau Kalimantan, massa aksi melakukan pembakaran ban yang disertai dengan pembakaran bendera PKI dan bendera PDI-P serta poster Abu Janda.
Massa aksi kemudian menuju ke kantor DPRD Poso untuk menyerahkan pernyataan sikapnya yang diterima oleh Wakil Ketua II DPRD Poso, Romy S. Alimin bersama anggota DPRD lainnya.
Di halaman gedung DPRD masa aksi juga kembali melakukan pembakaran ban bekas.
Sementara 30 orang massa aksi dipersilahkan memasuki ruang rapat utama untuk menyerahkan surat pernyataan sikap MUI Poso bersama elemen umat Islam Poso terkait penolakan RUU HIP.
Ketua MUI Poso, Arifin Tuamaka menyampaikan, jika aksi kali ini adalah untuk memperjuangkan keutuhan NKRI yang akan dirongrong dengan adanya RUU HIP.
“Jika RUU HIP tidak dibatalkan namun hanya ditunda pembahasannya, maka aksi seperti ini akan terus digelorakan hingga RUU tersebut benar-benar dibatalkan,” ujarnya.
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Poso, Ustadz Sutami mengaku, NU secara tegas menyatakan bahwa menolak RUU tersebut karena akan memberi peluang paham-paham komunis di Indonesia.
Sementara koordinator aksi Sugianto Kaimudin menyampaikan, jika ada PKI di Poso maka umat muslim bertanggung jawab untuk memusnahkannya, begitupun dengan partai politik yang mendukung gerakan PKI. Meski nyawa taruhannya.
Kata Sugianto, jangan sampai Pancasila diobok-obok oleh PKI. Kalau hari ini ada PKI ditengah-tengah kita, jangan salahkan kami jika kami membakarnya.
“Kita tidak inginkan ada PKI di negeri ini demi keutuhan NKRI. Mari satukan suara, NKRI harga mati dan PKI harus mati,” ucap Sugianto yang juga Ketua DPD FPI Sulteng.
Adapun beberapa point tuntutan aksi diantaranya. menolak RUU HIP secara keseluruhan dan mendesak pimpinan dan seluruh fraksi-fraksi di DPR RI menghentikan pembahasanya menjadi UU, serta mendesak pimpinan DPR RI mencabut RUU HIP dari Prolegnas.
Massa meminta dapat mengawal dan mendukung penuh maklumat MUI yang berhubungan dengan RUU HIP, serta mendesak aparat hukum untuk mengusut tuntas inisiator konseptor RUU HIP yang telah membuat kegaduhan di NKRI.
Aksi yang dimulai usai pelaksanaan Sholat Jumat itu berakhir tertib jelang sholat Ashar dengan pengawalan aparat keamanan. (Lee)