POSONEWS.ID – “Tak kan lahir Pelaut Ulung di Laut yang Tenang’. ini Untaian kata yang bisa kita sematkan kepada seorang sosok bernama Kolonel Marinir (Purn), Pnt. Darmin Agustinus Sigilipu. Pria Kelahiran 9 Agustus 1964 ini, menjalani kehidupannya penuh dgn warna dan sarat makna. Menggugah kesadaran akal sehat publik untuk belajar tegar, sabar, dan senantiasa bersyukur atas segala kehendak-Nya.
Ibarat seorang pelaut, Pnt. Darmin yang kini lebih populer disapa dengan Pak Das, perjalanan politiknya selalu diperhadapkan dengan “Gelombang Besar”. Beruntung, ayah 2 orang puteri ini, tak sekedar mengandalkan keberanian, tapi juga diiringi dengan prinsip hidup yang kuat, “Sekali layar Terkembang, Pantang Biduk surut ke Pantai” Artinya, sekali bertekad Maju, tak ada kata Mundur sebelum sampai tujuan.
Sampai di sini, kita pun boleh bertanya, apa dan seperti apa saja tantangan yang dia hadapi?.
Termotivasi oleh rasa Cinta Terhadap Tana leluhurnya, Tahun 2013 DAS mulai membulatkan tekad untuk maju sebagai Calon Bupati Poso, namun diperhadapkan dengan masa tugas sebagai seorang Prajurit Marinir Angkatan Laut belum berakhir. Dalam posisi dilematis ini, pilihannya hanya ada 2, melanjutkan Karir demi meraih Pangkat Bintang, atau Pensiun dini untuk Bertarung dalam Pilkada Poso tahun 2015. Asal tahu saja, waktu itu sang Kolonel Marinir ini masih menyisakan waktu 9 Tahun untuk berkarir di Militer.
“Atas nama Cinta kepada Bumi Sintuwu Maroso, saya memilih Pensiun dini. Rasa-rasanya pengabdian untuk Bangsa dan Negara sebagai seorang Prajurit sudah cukup. Saatnya Saya ingin melanjutkan Pengabdian saya utk Tana Leluhur saya”, tegas Darmin di hadapan sejumlah Wartawan saat itu (awal Januari 2015).
Tidak cukup sampai di situ, tantangan anak Pertama dari 5 Bersaudara ini belum tuntas juga. Istri pertamanya Ny. Sri Hariyati yang waktu itu mendampinginya menemui masyarakat terkait Pilkada 2015, Meninggal Dunia, Tahun 2014. Dan segelintir oknum pun mencoba melempar isu, bahwa sosok yang tulus itu tidak jadi maju karena sudah “Patah sayap”. Tapi Darmin tetaplah Darmin, dia Pantang surut, meski gelombang kehidupannya datang silih berganti menghadang pelayarannya.
“Kepergian Almarhumah sungguh menyayat hati, terasa separuh jiwa telah tiada. Tapi Saya harus menyikapinya secara positif. Cita-cita untuk maju Membangun Negeri ini telah kami awali secara bersama dengan Almarhumah. Tak ada alasan untuk mundur, saya harus sabar tapi juga tetap tegar, maju menjemput pertarungan secara kesatria,” katanya suatu ketika.
Ya, sampai disini kisah seorang Pnt. Darmin Agustinus Sigilipu S.AP, terasa menggugah naluri kesadaran kita. Bahwa sebuah Kesuksesan membutuhkan oroses yang panjang tapi juga berliku. Apakah sudah berakhir sampai di sini ?, belum kawan.
Lanjut, dalam proses komunikasi politik dengan sejumlah Parpol ketika itu, tantangan bagi seorang Mantan Komandan Pasukan Garuda X11-D Kompi-D ke Kamboja di bawah Naungan PBB Thn 1993 ini, juga nyaris menemukan jalan buntu, membuatnya harus putar haluan menempuh jalur independen. Namun, apa hendak dikata, KPUD ketika itu, menolak berkas Pasangan Darmin-Samsuri ketika itu. Apakah langkah Darmin harus terhenti? Lagi dan lagi, kita harus jawab, Tidak. Darmin terus berpacu dengan waktu, dan berujung pada terdaftarnya pasangan Darmin-Samsuri di KPUD yang diusung oleh Partai Golkar dan PKS, Plus 2 Partai Pendukung PKB dan Perindo.
Dalam melewati Tahapan selanjutnya, lagi dan lagi tantangan itu bukannya berkurang, sebaliknya terus bertambah seiring dengan berjalanannya waktu,…Maroso/Maroho. (bersambung) */PN