Kunang-Kunang: Cahaya Terakhir di Senja Waktu

0
Foto: (Ilustrasi)
- Advertisement -

KUNANG-kunang… dimanakah engkau kini? Dulu, saat senja turun perlahan di kampung halaman, kau hadir seolah serpih cahaya dari langit yang jatuh dan menari di antara ilalang. Kini, aku mencari… tapi tak pernah kutemui lagi.

Apakah aku… generasi terakhir yang menyaksikanmu? Generasi terakhir yang tahu, bahwa cahaya tak selalu berasal dari lampu dan layar? Kau, kecil dan tenang, tak pernah bersuara… Namun hadirmu membuat malam begitu hidup.

Kau menghilang perlahan. Tak ada berita di televisi. Tak ada peringatan. Kau tak pergi karena perang dan bukan karena bencana. Tapi karena ketidaktahuan kita, karena terang buatan yang tak mengenal waktu, karena racun di tanah, udara dan air.

Kini aku bertanya dalam diam… Dimanakah engkau kunang-kunang?
Apakah kau masih ada, di tempat yang belum dijamah tangan manusia?
Ataukah kau telah memilih pergi untuk selamanya?

Masih ada secercah cahaya… Di desa-desa sunyi, di hutan yang dilindungi, di tanah yang belum dikotori janji-janji palsu kemajuan. Kau masih menari… untuk mereka yang peduli.

Aku tak ingin menjadi generasi terakhir yang mengenalmu. Aku ingin anakku tahu bahwa malam pernah punya cahaya lain. Bukan dari ponsel, bukan dari lampu, tapi dari makhluk kecil yang mengajarkan bahwa keindahan sejati tak pernah bising.

Kembalilah, kunang-kunang… Kami akan menanti… Di dunia yang kembali belajar menjadi gelap untuk bisa melihat cahayamu.

Penulis : ADZUHAIRI