POSONEWS.ID – Seorang mantan pentolan jaringan Jamaah Islamiyah (JI), yang dulu dikenal keras dan eksklusif, kini tampil sebagai pencerah.
Ia mengajak ribuan mantan pengikutnya untuk meninggalkan ideologi radikal dan membangun kesadaran baru yang sehat, moderat serta sejalan dengan nilai kebangsaan.
Figur sentral dalam arus perubahan ini adalah Ustad Para Wijayanto, mantan Amir Jamaah Islamiyah periode 2008–2019.
Dalam sebuah seminar bertajuk “Transformasi Ideologi Jalan Menuju Wasathiyah, Membangun Kesadaran Baru Ideologi Sehat dan Moderat” di Poso, Sulawesi Tengah, ia tampil memberi pencerahan langsung kepada 150 eks anggotanya yang pernah tergabung sebagai JI.
“Sudah saatnya kita melepaskan diri dari belenggu ideologi yang menyempitkan pandangan. Islam adalah rahmat bagi semesta, bukan alasan untuk menebar kebencian,” tegas Ustad Wijayanto, Minggu (7/9/2025).

Dulu Ditakuti, Kini Jadi Pencerah
Ustad Para Wijayanto bukan sosok asing di dunia pergerakan radikal. Sebagai mantan pemimpin JI, ia pernah menjadi salah satu tokoh yang dihormati di kalangan jaringan teror.
Namun setelah menjalani proses hukum dan pembinaan, arah hidupnya berbalik 180 derajat. Kini, ia justru berdiri di garda terdepan untuk mengajak mantan anggota JI menapaki jalan moderasi.
Keberadaan dia di forum ilmiah di Poso memberikan makna simbolis. Kota yang sempat tercoreng oleh konflik bernuansa agama dan aksi teror kini menjadi ruang dialog damai, di mana mantan aktor kekerasan justru hadir sebagai agen perubahan.
Momentum Baru Melawan Radikalisme
Kehadiran mantan pentolan JI sebagai pencerah memberi pesan kuat, upaya melawan radikalisme tidak hanya lahir dari aparat, tetapi juga dari dalam tubuh mantan anggotanya itu sendiri.
“Langkah ini dinilai penting untuk mempersempit ruang gerak ideologi ekstrem di akar rumput,” imbuhnya.
Kini, harapan tumbuh bahwa transformasi tersebut bukan sekadar slogan, melainkan benar-benar menjadi gerakan baru yang mampu mengubah wajah mantan anggota JI, dari sosok yang dulu menebar ketakutan menjadi pencerah yang menebar harapan.