POSONEWS, Palu- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengunjungi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) , guna mengecek persiapan pelaksanaan Pilkada 2020 di daeeah ini.
Kunjungan kerja Mendagri dan rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan Pilkada dan Pemantauan Penanganan Penanggulangan Covid-19 tersebut berlangsung, Jumat (17/7/2020) pagi, dipusatkan di Ruang Polibu Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Kegiatan itu dihadiri Gubernur Sulteng, H.Longki Djanggola, Walikota Palu, Hidayat serta Bupati yang daerahnya menyelenggarakan Pilkada dan pejabat daerah lainnya.
Mendagri Tito Karnavian pada konferensi pers menjelaskan, beberapa daerah persiapannya sudah mencapai 100 persen.
“Untuk sembilan daerah baik provinsi, kabupaten dan kota, Alhamdulilah sebagian besar sudah ada di atas 75 persen bahkan ada yang sudah 100,” ujarnya.
Tito mengharapkan, bahwa tahapan yang sudah masuk pada tahapan pencocokan dan penelitian pemutakhiran juga sudah siap dihampir seluruh daerah.
“Kita harapkan bahwa tahapan yang sudah masuk pada pencocokan dan pemutakhiran data pemilih yang dilakukan secara door to door, petugas sudah siap menggunakan alat proteksi karena anggaran sudah ada,” ujarnya.
Selain itu kata Mendagri, Protokol- protokol juga sudah diatur sampai dengan pemungutan suara, termasuk kampanye dan konvoi juga dibatasi jumlahnya sekitar 50 orang.
“Kampanye tidak boleh ada arak-arakan, tidak boleh ada konvoi-konvoi, dibatasi jumlahnya 50 orang,” jelas Mendagri dihadapan para wartawan saat konferensi pers.
Mendagri yang juga anggota Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Indonesia meminta, dalam rangka pencegahan penularan Covid-19, Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar membuat gerakan serentak perlawanann terhadap covid-19 sesuai protokol kesehatan.
“Semua jajaran penyelenggara KPU menjadi agen perlawanan Covid-19, dengan cara mereka pakai masker, sarung tangan, handsanitizer, dan face shield,” pintanya.
Mendagri juga mengimbau, kepada seluruh kontestan yang ikut dalam Pilkada 2020, harus mentaati protokol kesehatan dan menjaga agar tidak terjadinya konflik.
“Kalau ada kontestan yang tidak bisa mengatur pendukung dan tim suksesnya sampai terjadi iring-iringan masa, ya jangan dipilihlah. Bagaimana mau mengatur masyarakat yang jumlahnya ratusan ribu bahkan puluhan ribu, kalau mengatur dua ratus tiga ratus orang saja tidak bisa,” tandas Toto Karnavian. (NSH/RHM)