POSONEWS, Morowali – Lembaga Peduli Lingkungan, Sombori Diving Club (SDC) Morowali, Sabtu (20/6/2020) angkat bicara soal pemberitaan yang dimuat beberapa media baru-baru ini.
Ketua Umum SDC bersama pengurus lainnya, mengklarifikasi issu lingkungan persoalan banjir, sebab pernyataan yang beberapa hari hari lalu dilayangkan oleh SDC di media massa dan media sosial terkait banjir Bahodopi dimaksudkan agar pemerintah hadir untuk memberikan solusi melalui perencanaan jangka pendek dan menengah, agar kejadian tahun 2019 tidak terulang lagi.
Sekretaris SDC Morowali, Rahmat Naga kini juga turut angkat bicara. Luar biasa pernyataan tiga Kades di Kecamatan Bahodopi seputaran lingkar tambang yang membuat seluruh pengurus SDC merasa terusik, dimana mereka menyatakan bahwa protes dilayangkan karena ada kepetingan.
“Sekedar info bahwa Ketua kami dari tahun 2015 sudah dua kali ditawarkan untuk bisa bergabung di Manajemen PT IMIP pasca mensukseskan dua kegiatan rekor Muri yang pernah disponsori PT IMIP di Sombori, belum lagi tawaran kerja sama PT Wanxiang dan PT Trranson sebagai konsultan lingkungan, tapi Alhamdulillah sesuai komitmen Ketua SDC tawaran tersebut ditolak, karena niat awal mendirikan organisasi yang bergerak dibidang lingkungan, wisata dan konservasi memiliki satu misi ingin terus menjaga keseimbangna alam Morowali sekalipun terus dirusak oleh aktivitas pertambangan, siapa lagi yang mau peduli,” ungkapnya.
Walapun tidak sepenuhnya SDC memperbaiki kembali alam Morowali, kata Rahmat, minimal masih ada yang peduli dan seimbangkan kondisi alam agar mahluk hidup sekitar dan Maha Pencipta tidak murka kepada umat manusia sebagai pelaku pengrusakan.
“Kembali pada berita klarifikasi, yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah nanti banjir bandang merendam rumah masyarakat baru dikatakan itu banjir? mohon maaf, paham tidak anda dengan persoalan Mitigasi Bencana? Kami memberikan kritikan agar waspada banjir dan bisa mendapatkan solusi sehingga tidak terulang lagi,” jelas Rahmat Naga.
Sementara, Ketua Umum SDC Morowali, Kasmudin menegaskan, berbicara dari pengalaman sejarah, sekitar tahun 2000an silam – 2017, tiga desa tersebut tidak pernah dilanda banjir sebesar tahun 2019.
“Itu sudah menjadi jawaban dari pernyataan ketiga Kades seputaran lingkar tambang dimaksud. Dan jika berkenan, kami undang dengan hormat untuk berdiskusi agar Kanda-Kanda Kades tidak dinilai ada tendensi atau intervensi dari pihak elit dan mohon maaf, tolong digaris bawahi bahwa berbicara intensitas hujan, itu tidak berdasarkan logika saja, tapi itu adalah ilmu pasti dan hukum sebab akibat,” ujarnya.
Kasmudin menambahkan, sedikitpun lembaga SDC tidak ada kepentingan, melainkan hanya peduli terhadap lingkungan, apalagi ingin menghambat seluruh aktivitas tambang. “Itu bukan urusan kami, asalkan berdasarkan tata lokasi ruang yang telah diatur dalam aturan RZWP3K Provinsi Sulawesi Tengah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir, silahkan beraktivitas dengan cara-cara yang ramah lingkungan,” tandasnya. (BMG)