POSONEWS, Palu – Kapolda Sulteng, Irjen Polisi Syafril Nursal menegaskan bahwa Operasi Tinombala tetap dilaksanakan hingga semua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso tertangkap.
Menurutnya, Operasi Tinombala yang selama ini digelar berdasarkan evaluasi keberhasilan dalam mengamankan baik yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) maupun simpatisan MIT.
“Jangankan dihentikan, dikendorkan saja tidak boleh, Operasi Tinombala terus digelar,” ungkap Kapolda, Senin (15/6/2020).
Ungkapan tersebut untuk menjawab tuntutan sejumlah pihak yang menginginkan Operasi Tinombala dihentikan.
Dirinya juga menyebutkan bahwa kelompok atau simpatisan MIT di wilayah operasi masih ada.
“Sesuai data yang ada, sepanjang tahun 2011 hingga 2020, operasi berhasil menangkap puluhan anggota MIT yang masuk DPO dan para simpatisan,” bebernya.
Dikatakannya, Operasi Tinombala itu baru bisa dihentikan jika semua teroris di poso, baik yang berada di atas maupun di bawah gunung ditangkap dan diselesaikan masalahnya.
Saat ini pihaknya hanya melakukan proses hukum penangkapan kelompok bersembunyi di Gunung. Sementara, kelompok atau simpatisan yang berada di bawah harus disikapi serius oleh semua pihak.
“Seperti contoh, ada kelompok-kelompok disana yang membina teroris, ada pesantren yang tidak jelas izinnya, tidak jelas kurikulumnya, tidak jelas bahan ajarnya, tidak jelas pengajarnya, tidak jelas sikapnya. Itu bagian siapa yang melakukan pengawasannya. Tentunya itu bagian pemerintah, termasuk pemerintah daerah, Ada kementrian agama itu mestinya melakukan penelitian soal izin mendirikan pondok pesantren. Sehingga kita tahu bagamaina masyarakat disana terpapar,” ujarnya.
Ditambahkannya, dengan keterlibatan semua pihak, perlu upaya-upaya untuk merubah pola pikir mereka yang terpapar radikalisme, sehingga tidak menjadi teroris. Pemerintah juga diminta membuat program tertentu bagi yang terindikasi radikal. “Selama kelompok di bawah tidak dikelola dengan baik, maka Operasi Tinombala ini tidak akan berhenti,” tutup Syafril Nursal.(**)