Solidaritas Umat Islam Poso Turun ke Jalan Minta Aparat Usut Kasus Penembakan Warga

0
Ratusan umat Muslim yang tergabung dalam Solidaritas Umat Islam Poso menggelar aksi demo (Foto: Ishaq)
- Advertisement -

POSONEWS, Poso – Ratusan umat Muslim yang tergabung dalam Solidaritas Umat Islam Poso menggelar aksi demo, Rabu, 10 Juni 2020. Massa menggelar demo untuk menuntut keadilan terhadap warga Kecamatan Poso Pesisir Utara yang menjadi korban dugaan salah tembak oleh oknum kepolisian di wilayah Kabupaten Poso.

Aksi seratusan warga Muslim Poso itu, dilakukan dalam bentuk longmarch, menggunakan mobil pengeras suara sambil membawa bendera merah putih dan bendera tauhid berwarna hitam.

Titik aksi dimulai dari kompleks Masjid Raya Baiturrahman Poso, Jalan Pulau Natuna menuju beberapa titik aksi seperti depan kantor Kejaksaan Negeri Poso, Jalan Pulau Kalimantan, Mako Polres Poso Jalan Pulau Sumatera lalu berlanjut ke gedung DPRD Poso di Jalan Pulau Buru.

Saat didepan Mako Polres Poso massa aksi menyerahkan pernyataann sikap hingga menyampaikan beberapa orasinya.

- Advertisement -

Koordinator aksi Ustadz Sugianto Kaimuddin mengatakan, jika tidak ada kejelasan hukum atas kejadian salah tembak terhadap warga Poso Pesisir, maka tidak menutup kemungkinan aksi ini akan terjadi lebih lama lagi. Selain itu, kemungkinan besar masyarakat Poso sudah tidak akan percaya lagi dengan kepolisian.

Menurut Sugianto, sejak terbentuknya Satgas Tinombala dari tahun 2016 merupakan hal yang baik bagi warga Poso. Akan tetapi semenjak adanya korban di wilayah Desa Tambarana yakni almarhum Qidam Alfariski, dan kemudian korban lainnya Sarifudin dan Firman di Desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara, situasi di wilayah Kabupaten Poso semakin mencekam khususnya bagi petani di wilayah Poso Pesisir yang merasa takut untuk berkebun.

Dalam aksi ini massa meminta ketegasan keadilan bagi para korban dugaan salah tembak agar seluruh penegak hukum secepatnya menindaklanjuti kejadian tersebut, dan segera melakukan proses hukum kepada pelaku penembakan warga Poso Pesisir.

“Kami meminta ketegasan Kapolda Sulteng untuk segera melakukan penegakan hukum memproses pelaku penembakan terhadap tiga warga Poso yakni, Qidam, Sarifudin dan Firman yang menjadi korban oleh aparat,” ucap Sugianto Kaimuddin.

Usai mendatangi markas Polres Poso, massa aksi menuju gedung DPRD Poso untuk melanjutkan tuntutannya.

Selain menyampaikan aspirasinya di depan gedung DPRD massa membakar ban bekas sambil melanjutkan orasi meminta ketegasan hukum pelaku penembakan warga Poso Pesisir.

Selain Kordinator Solidaritas Muslim Poso, Ustadz Sugianto Kaimudin, sejumlah organisasi muslim Sulteng juga ambil bagian dalam menyerukan tuntutan bagi aparat pelaku penembakan. Diantaranya tampak Sekretaris Aliansi Anti Syiah/ANNAS Sulteng, Moh. Akbar Al-Haddad, Muhaimin Yunus Hadi serta keluarga Qidam Alfariski Mowance. Mereka dipersilahkan memasuki ruang Banggar Kantor DPRD Poso untuk menyerahkan surat pernyataan sikap solidaritas Muslim Poso terkait dugaan salah tembak oleh oknum Satgas Tinombala terhadap petani Muslim wilayah Poso Pesisir Utara.

Di ruang Banggar para peserta aksi diterima langsung Ketua DPRD Poso Sesi KD mapeda, Wakil Ketua DPRD Romy Alimin dan sejumlah anggota dewan lainnya.

Dihadapan pimpinan dan anggota dewan, peserta aksi menyerahkan pernyataan sikap yang intinya Solidaritas Muslim Poso agar mengusut tuntas para pelaku penembakan agar segera dilakukan proses hukum seadil-adilnya dan mendapatkan hukum yang berat sesuai undang-undang berlaku.

Selain itu meminta dengan tegas kepada Presiden RI dan Kapolri agar mengevaluasi kinerja Satgas Tinombala yang bertugas di Poso yang selama ini didalam penegakan hukum tidak ada kejelasan. “Jika evaluasi tersebut tidak dilaksanakan maka sebaiknya Satgas Tinombala dibubarkan saja sekaligus mencopot Kapolda Sulteng,” demikian salah satu butir pernyataan sikap yang diterima pimpinan DPRD Poso.

Dalam pernyataan sikap juga disebutkan, masyarakat Muslim Poso meminta kepada pihak Kepolisian Polda Sulteng untuk mencabut pernyataan teroris kepada Almarhum Qidam Alfariski yang disiarkan secara terbuka melalui media cetak dan elektronik, agar pelaku penembakan dan pihak yang bertanggung jawab dalam satuan Satgas Tinombala untuk mempertanggung jawabkan segala akibat yang ditimbulkan atas operasi Tinombala di Poso sejak awal dilaksanakan sampai dengan saat ini yang telah menimbulkan banyak korban jiwa masyarakat sipil.

Sementara kepada Pemda Poso diminta menghentikan segala biaya termasuk fasilitas penunjang operasi Tinombala yang berhubungan dengan dana APBD Poso, sehingga dana tersebut sebaiknya diperuntukan untuk kesejahtraan masyarakat Poso yang selama ini terdampak operasi Tinombala.

Sebelum Sholat Dzuhur atau tepatnya pukul 11.30 wita, aksi massa kemudian berakhir dengan tertib dengan pengawalan aparat keamanan. (Lee)

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini