POSONEWS, Poso – Menjalani kehidupan ditengah-tengah masyarakat tidaklah mudah, stigma buruk dari masyarakat pastilah ada. Itulah yang dirasakan oleh salah seorang mantan terpidana terorisme (IR) atas kasusu keterlibatanya bersama kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora beberapa tahun silam.
IR yang sempat di vonis hukuman tiga tahun penjara itu mengakui, saat dirinya keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Ia sulit untuk berinteraksi bersama masyarakat.
“Berjuang untuk menafkahi keluarga diawal-awal saya keluar dari Lapas itu betul-betul sulit bagi saya, jangankan di luar kampung dalam kampung sendiri pun sulit untuk mendapatkan pekerjaan,” kata IR saat ditemui media posonews.id, Sabtu (11/4/2020).
Dalam masa-masa sulit seperti itu, kata IR, dirinya tetap terus dipantau oleh pemerintah maupun dari aparat Kepolisian.
Namun dengan kegigihan serta tidak berputus asa, IR terus membangun kepercayaan dirinya kepada masyarakat sekitar khusunya dikampung halamannya, Desa Masamba Kecamatan Poso Pesisir.
Seiring berjalannya waktu, kehidupan normal kini telah dijalaninya. Saat ini IR menekuni pekerjaan sebagai petani sawah.
“Selain melakukan aktifitas disawah, saya juga diberikan tanggung jawab dari salah seorang rekan yang begitu simpati kepada saya. Yakni menjadi pengawas proyek,” ungkapnya.
Saat ini IR terbuka bagi siapa saja untuk berbagi pengalaman serta pemikiran pemikiran yang normal, termasuk dari pihak Kepolisian yang sering menyambanginya. Ia berjanji tidak akan lagi begabung bersama simpatisan MIT. “Jangankan bergabung, punya niat saja itu sudah tidak ada lagi terlintas di benak saya,” pungkasnya. (DUL)